Kamis, 25 November 2010

Sejarah Banjarmasin


Nama “Banjarmasin” diambil dari nama “Patih Masih” atau ” Oloh Masih “, Salah seorang pejabat Melayu di Kerajaan Banjar. Raja pertama dari Kerajaan Banjar adalah Pangeran Samudera yang merupakan cucu dari Pangeran Mangkubumi dari Kerajaan Daha (sekarang adalah salah kecamtan dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang dikenal dengan daerah “Negara” ). Ketika Pangeran Samudera masih kecil dia telah meninggalkan Kerajaan Daha karena adik Pangeran Mangkubumi, bernama Pangeran Tumenggung mengambil alih kekuasaan.
Tahun 1595, Kerajaan Banjar diserang oleh Pangeran Tumenggung ialam sebuah Perang Besar antara Prajurit Daha dan Banjar, Prajurit Banjar saat itu didukung oleh Prajurit Kerajaan Demak yang beragama Islam. Pangeran Samudera menang dalam perang tersebut, dan akhirnya memeluk igama Islam dan mengganti namanya menjadi Pangeran Suriansyah atau juga seringkali dikenal dengan sebutan “Panembahan Batu Habang”.
Serah terima kekuasaan antara Pangeran Tumenggung dengan Pangeran Suriansyah dilakukan pada tanggal 24 Agustus, yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Jadi atau Hari Ulang Tahun Kota Banjarmasin.Kekuasaan Pangeran Suriansyah meliputi bagian Selatan Kalimantan.
Peninggalan Kerajaan Banjar yang ada dan terawat dengan baik hingga saat ini adalah Masjid Pangeran Suriansyah, serta makam Pangeran Suriansyah dan beberapa kerabat kerajaan lainnya yang terletak dalam satu komplek pemakaman.
Nama “Banjarmasin” diambil dari nama “Patih Masih” atau ”Oloh Masih“, Salah seorang pejabat Melayu di Kerajaan Banjar. Raja Pertama dari Kerajaan Banjar adalah Pangeran Samudera yang merupakan cucu dari Pangeran Mangkubumi dari Kerajaan Daha (sekarang adalah salah kecamatan dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang dikenal dengan daerah “Negara” ). Ketika Pangeran Samudera masih kecil dia telah meninggalkan Kerajaan Daha karena adik Pangeran Mangkubumi, bernama Pangeran Tumenggung mengambil alih kekuasaan.





Tahun 1595, Kerajaan Banjar diserang oleh Pangeran Tumenggung dalam sebuah Perang. Besar antara Prajurit Daha dan Banjar, Prajurit Banjar saat itu didukung oleh Prajurit Kerajaan Demak yang beragama Islam. Pangeran Samudera menang dalam perang tersebut, dan akhirnya memeluk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Pangeran Suriansyah atau juga seringkali dikenal dengan sebutan “Panembahan Batu Habang”.

Serah terima kekuasaan antara Pangeran Tumenggung dengan Pangeran Suriansyah dilakukan pada tanggal 24 Agustus, yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Jadi atau Hari Ulang Tahun Kota Banjarmasin.Kekuasaan Pangeran Suriansyah meliputi bagian Selatan Kalimantan.

Peninggalan Kerajaan Banjar yang ada dan terawat dengan baik hingga saat ini adalah Masjid Pangeran Suriansyah, serta makam Pangeran Suriansyah dan beberapa kerabat kerajaan lainnya yang terletak dalam satu komplek pemakaman.

GLOBAL WARMING


Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air lautdiperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.




Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F)dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.